Gambar Struktur kulit ikan (Walker andLiem, 1994)
Lapisan epidermis pada ikan selalu basah karena adanya lendir yang
dihasilkan oleh sel-sel yang berbentuk piala yang terdapat di seluruh
permukaan tubuhnya. Epidermis merupakan bagian tubuh yang berhubungan
langsung dengan lingkungan dan sistem somatis, mempunyai sejarah evolusi
yang kompleks. Integumen sekalian hewan merupakan lapisan protektif
yang menjaga lalulintas air dan zat-zat yang terlarut di dalamnya secara
bebas. Epidermis tidak dilengkapi dengan pembuluh-pembuluh darah,
keperluan metabolisme diperoleh secara difusi, karena itu kecenderungan
dari sel-sel yang paling di luar untuk menjadi mati dan lepas sangat
besar sekali. Epidermis bagian dalam terdapat lapisan sel yang disebut stratum germinativum
(lapisan malphigi). Lapisan ini sangat giat dalam melakukan pembelahan
untuk menggantikan sel-sel bagian luar yang lepas dan untuk persediaan
pengembangan tubuh.
Dermis yang didalamnya terkandung pembuluh
darah, saraf dan jaringan pengikat memiliki struktur yang lebih tebal
dan sel-sel yang susunannya lebih kompak dari pada epidermis.
Derivat-derivat kulit juga juga dibentuk dalam lapisan ini. Lapisan
dermisi berperan dalam pembentukan sisik pada ikan yang bersisik, dan
derivat-derivat kulit lainnya. Asal mula terbentuknya dermis ini belum
banyak diketahui; diperkirakan bahwa jaringan ikat di bawah epidermis
dulunya berubah, terutama sekali menjadi tulang pada hewan nenek moyang
vertebrata, seperti yang terlihat pada fosil-fosil Ostracodermi yang
mempunyai prisai-prisai tulang pada kulitnya, yang pertumbuhannya sangat
baik.
L E N D I R
Umumnya ikan yang tidak bersisik
memproduksi lendir yang lebih banyak dan tebal dibanding dengan ikan
yang bersisik. Ketebalan lendir yang meliputi kulit ikan dipengaruhi
oleh kegiatan sel kelenjar yang berbentuk piala yang terletak di dalam
epidermis. Kelenjar ini akan memproduksi lendir lebih banyak pada saat
tertentu, misalnya pada saat ikan berusaha melepaskan diri dari bahaya/
genting dibanding pada saat atau keadaan normal.
Lendir berguna
untuk mengurangi gesekan dengan air supaya ia dapat berenang dengan
lebih cepat, mencegah infeksi dan menutup luka, berperan dalam
osmoregulasi sebagai lapisan semi-permiable yang mencegah keluar
masuknya air melalui kulit. Pada beberapa ikan tertentu menggunakan
lendir sebagai alat perlindungan pada saat terjadi kekeringan, misalnya
ikan paru-paru (Protopterus)yang
menanamkan diri pada lumpur selama musim panas dengan membungkus
tubuhnya dengan lendir hingga musim penghujan tiba. Beberapa ikan yang
menggunakan lendirnya untuk melindungi telur dari gangguan luar,
misalnya anggota dari genus Trichogaster.
S I S I K
Ikan
yang bersisik keras biasanya ditemukan pada golongan ikan primitive,
sedangkan pada ikan modern, kekerasan sisiknya sudah fleksibel. Hal
tersebut sangat dipengaruhi oleh jenis bahan yang dikandungnya. Sisik
dibuat di dalam dermis sehingga sering diistilahkan sebagai rangka
dermis.
Di samping ikan bersisik terdapat pula ikan yang sama sekali tidak bersisik, di temukan pada ikan lajur (Trichiurus, Lepturancanthus, Demissolinea), ikan sub-ordo Siluroidea (Pegasius, Clarias, Fluta alba).
Sebagai suatu kompensasi dari tidak terdapatnya lendir pada tubuhnya,
mereka memiliki lendir yang lebih tebal sehingga badannya menjadi lebih
licin.
Ada beberapa jenis ikan yang hanya ditemukan sisik pada bagian
tubuh tertentu saja. Seperti “paddle fish”, ikan yang hanya ditemukan
sisik pada bagian operculum dan ekor. Dan adapula yang hanya ditemukan
sepanjang linea lateralis. Ikan sidat (Anguilla) yang terlihat seperti tidak bersisik, sebenarnya bersisik tetapi sisiknya kecil dan dilapisi lendir yang tebal.
Berdasarkan bentuk dan bahan yang terkandung di dalamnya, sisik ikan dapat dibedakan menjadi lima jenis, yaitu Placoid, Cosmoid, ganoid, Cycloid dan Ctenoid.
a. Sisik Placoid
a. Sisik Placoid
Jenis
sisik ini karakteristik bagi golongan ikan bertulang rawan
(Chondrichthyes). Bentuk sisik tersebut menyerupai bunga mawar dengan
dasar yang bulat atau bujur sangkar. Sisik macam ini terdiri dari keping
basal yang letaknya terbenam di bagian dermis kulit, dan suatu bagian
yang menonjol berupa duri keluar dari permukaan epidermis. Sisik
tersebut merupakan struktur exoskeleton yang primitive yang mempunyai
titik perkembangan menuju ke lembaran sisik yang biasa terdapat pada
osteichthyes yang terdiri atas lempeng dasar, tangkai sentral dan duri.
Bagian yang lunak dari sisik ini (pulp) berisikan pembuluh darah dan
saraf yang berasal dari dermis. Sisik placoid dibangunkan oleh dentine
sehinnga sering disebut dermal denticle yang di dalamnya terdapat rongga
pulpa. Pertumbuhan dari sisik placoid menyerupai pertumbuhan gigi,
yaitu dimulai dengan adanya pengelompokan dari sel-sel dermis yang
seterusnya akan tumbuh menjadi lebih nyata membentuk papila dermis yang
mendesak epidermis yang ada di sebelah permukaan. Gigi ikan hiu
merupakan derivate dari sisik.
b. Sisik Cosmoid
Sisik
ini hanya ditemukan pada ikan fosil dan ikan primitive yang sudah punah
dari kelompok Crossopterygii dan Dipnoi. Sisik ikan ini terdiri dari
beberapa lapisan, yang berturut-turut dari luar adalah vitrodentine,
yang dilapisi semacam enamel, kemudian cosmine yang merupakan lapisan
terkuat dan noncellular, terakhir isopedine yang materialnya terdiri
dari substansi tulang. Pertumbuhan sisik ini hanya pada bagian bawah,
sedangkan pada bagian atas tidak terdapat sel-sel hidup yang menutup
prmukaan. Tipe sisik ini ditemukan pada jenis ikan Latimeria chalumnae.
c. Sisik Ganoid
Jenis sisik ini dimiliki oleh ikan-ikan Lepidosteus (Holostei) dan Scaphyrynchus (Chondrostei).
Sisik ini terdiri dari beberapa lapisan yakni lapisan terluar disebut
ganoine yang materialnya berupa garam-garam an-organik, kemudian lapisan
berikutnya dalah cosmine, dan lapisan yang paling dalam adalah
isopedine. Pertumbuhan sisik ini dari bagian bawah dan bagian atas. Ikan
bersisik type ini adalah antara lain, Polypterus, Lepisostidae, Acipenceridae dan Polyodontidae.
d.Sisik Cycloid dan Ctenoid
Sisik ini ditemukan pada golongan ikan teleostei, yang masing-masing terdapat pada golongan ikan berjari-jari lemah (Malacoptrerygii) dan golongan ikan berjari-jari keras (Acanthopterygii).
Perbedaan antara sisik cycloid dengan ctenoid hanya meliputi adanya
sejumlah duri-duri halus yang disebut ctenii beberapa baris di bagian
posteriornya. Pertumbuhan pada tipe sisik ini adalah bagian atas dan
bawah, tidak mengandung dentine atau enamel dan kepipihannya sudah
tereduksi menjadi lebih tipis, fleksibel dan transparan. Penempelannya
secara tertanam ke dalam sebuah kantung kecil di dalam dermis dengan
susunan seperti genting yang dapat mengurangi gesekan dengan air
sehingga dapat berenang lebih cepat. Sisik yang terlihat adalah bagian
belakang (posterior) yang berwarna lebih gelap daripada bagian depan
(anterior) karena bagian posteriornya mengandung butir-butir pigmen
(chromatophore). Bagian anterior (terutama pada bagian tubuh) transparan
dan tidak berwarna. Perbedaan antara tipe sisik cycloid dengan ctenoid
adalah pada bagian posterior sisik ctenoid dilengkapi dengan ctenii
(gerigi kecil). Focus merupakan titik awal perkembangan sisik dan
biasanya berkedudukan di tengah-tengah sisik.